Monday 23 December 2013

Anne of Green Gables


Title: Anne of Green Gables
Author: Lucy Maud Montgomery
Publisher: Qanita
Dua bersaudara Matthew dan Marilla Cuthbert berencana mengadopsi seorang anak laki-laki dari panti Asuhan Nova Scotia untuk membantu Matthew di peternakan. Mereka menginginkan anak lelaki berusia 11-12 tahun dan memiliki lengan yang gesit dan masih berasal dari tanah yang sama dengan mereka. Kedua kakak beradik perawan dan perjaka tua tersebut tinggal di sebuah desa kecil nan indah bernama Avonlea, dan di sana mereka tinggal di sebuah rumah yang dinamakan Green Gables.
Marilla Cuthbert seorang wanita tua yang tegas dan cekatan meminta kepada Mrs Spencer dari panti Asuhan Nova Scotia untuk mengirimkan seorang anak laki-laki dan Matthew akan menjemput anak itu di stasiun yang terdekat dari rumah mereka. Sesampainya di stasiun, Matthew tidak mendapati anak lelaki yang dicarinya melainkan seorang anak perempuan berambut merah terang, berwajah bintik-bintik dan mengenakan gaun kaku yang sama sekali tidak pantas dikenakan anak seusianya. Gadis kecil itu memperkenalkan dirinya sebagai Anne Shirley, berusia 11 tahun , dan sudah berulang kali berpindah tempat tinggal sebagai pengasuh anak-anak. Matthew yang lembut hati dan tidak tahu apa yang harus dilakukan memutuskan untuk membawa Anne pulang ke Green Gables dan mencari langkah selanjutnya untuk mengembalikan Anne ke panti asuhan. Anne terus berceloteh sepanjang perjalanan ke Green Gables, gadis kecil ini begitu terpikat dengan keindahan Avonlea dan ia sangat bahagia membayangkan dirinya akan menetap di tempat seindah ini. Matthew tidak sampai hati memberitahunya bahwa mereka sama sekali tidak menginginkan perempuan, ia akan meminta Marilla saudarinya yang memberitahu Anne cilik.
Kedatangan Anne tentu saja disambut dengan terkejut oleh Marilla Cuthbert, namun sama seperti Matthew ia tidak tega mengirimkan anak itu kembali ke panti malam ini juga, maka ia membiarkan Anne menginap semalam dan besok ia akan mengantar anak itu ke rumah Mrs Spencer untuk menukarnya. Anne adalah gadis yang penuh dengan daya imajinasi tinggi bahkan bisa dikatakan berlebihan, ia senang berbicara tanpa henti dan senang menyebut sesuatu dengan istilahnya sendiri seperti ia menyebut danau Barry sebagai Danau Riak Berkilau, menyebut ladang Spruce sebagai Kanopi Kekasih. Siapa sangka celotehan dan daya imajinasinya yang aneh itu malah menyelamatkan Anne dan ia bisa menetap di Green Gables. Ia telah membawa semangat di rumah Matthew dan Marilla yang selama ini sepi dengan kenakalannya, keceriaannya juga kebawelannya.
Perlahan Marilla memutuskan untuk memelihara Anne dan ia bertekad akan mendidik gadis bandel ini sebaik mungkin supaya Anne tumbuh menjadi seorang gadis terhormat. Anne disekolahkan di sekolah Avonlea dan ia bersahabat dengan gadis cilik keluarga Barry bernama Diana Barry. Dengan segera Anne menyebut Diana sebagai belahan jiwanya yang terbaik. Ia mengagumi kecantikan Diana dan membenci seorang anak lelaki bernama Gilbert Blythe yang memanggilnya “Wortel” karena rambut merahnya dan membuatnya malu di hadapan teman-teman sekolahnya. Sekalipun nakal dan memiliki imajinasi aneh, Anne adalah gadis cilik yang memikat. Ia sering berbuat kesalahan namun ia berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama malah membuat kesalahan baru. Imajinasi Anne yang tidak terbatas sering membawa masalah baginya, namun juga tak jarang menyelamatkan anak itu dari kesedihan. Ia bertekad menjadikan segala sesuatunya menyenangkan. Misalnya saja ketika ia menginginkan gaun berenda dengan lengan menggelembung yang sedang trend saat itu namun Marilla tidak mau membuatkan karena dianggapnya Anne akan sombong apabila hanya memperhatikan penampilan saja, maka Anne akan membayangkan dirinya mengenakan gaun terindah di Avonlea yang membuat iri teman-temannya meski gaunnya biasa saja. Anne pun mulai belajar, imajinasinya yang berlebihan bisa mencelakakan dirinya sendiri dan sahabat baiknya, Diana. Anne belajar membuat kue ketika menyambut Diana minum teh di rumahnya, namun karena ia mengkhayal saat ia membuat kue maka ia salah memasukkan minyak angin ke adonan kue karena ia mengiranya vanila. Tentu saja Marilla menegur gadis itu dan mengingatkan untuk membatasi khayalannya sampai ke tingkat tertentu.
Kisah Anne menarik, segar dan imajinatif, membacanya membuat saya mengingat karya anak-anak dari Enid Blyton. Karya klasik yang akan selalu dikenang sepanjang masa.

No comments:

Post a Comment